Artikel Biografi Tokoh Kisah

Menjaga Kerukunan Meskipun Berbeda Pendapat

1
Please log in or register to do it.

KH Bisri Syansuri Denanyar Jombang bisa dikatakan soulmate KH Wahab Hasbullah Tambak Beras, sebab banyak kisah tentang kedua tokoh besar ini. KH Bisri Syansuri dalam perjalanan intelektualnya lebih condong ilmu fiqh, sehingga tidaklah mengherankan jika beliau dijuluki oleh cucunya sendiri, KH Abdurrahman Wahid sebagai Pecinta Fiqih Sepanjang Hayat.

Terdapat sebuah kisah yang penulis dengar dari salah satu keluarga Denanyar, bahwa KH. Bisri ini sering berbeda pendapat dengan iparnya, yakni KH. Wahab Hasbullah. Perbedaan itu sangat kentara saat berada dalam forum bahtsul masail, sehingga tanpa disadari forum itu seakan-akan milik KH. Bisri dan KH. Wahab saja. Konon, KH. Bisri Syansuri sangat tegas  dalam mempertahankan pendapatnya hingga pernah menggebrak meja.

Pernah, ketika acara bahtsul masail telah usai, KH. Bisri Syansuri dan KH. Wahab Hasbullah makan bersama. Perlu diketahui bahwa beliau berdua penggemar sambal, lalu tanpa basa-basi KH. Wahab Hasbullah membuatkan sambal dan menyodorkannya kepada KH. Bisri Syansuri. KH. Bisri pun menyantap sambal buatan KH. Wahab Hasbullah, namun tiba-tiba KH. Bisri berkata:”enak sambelanmu, Kang”, puji KH. Bisri pada KH. Wahab, “tapi pendapatku tetap lho yo, ora berubah meski sambelanmu iki enak” imbuh KH. Bisri. Tak ayal KH. Wahab Hasbullah pun tertawa.

Kisah ini mengandung pelajaran bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan tidak perlu saling memaksakan pendapat. Sebab pemaksaan pendapat akan mudah memicu pecahnya persahabatan. Kisah kedua ulama NU ini juga mengajarkan kepada kita agar tidak terjebak dalam pola pikir sempit, bahwa berbeda pendapat itu adalah bermusuhan dan membenci.

Walhasil, KH. Bisri Syansuri dan KH Abd Wahab Hasbullah berhasil memberikan keteladanan betapa pentingnya saling menghormati, mengedepankan kerukunan, dan persatuan meskipun ada perbedaan pendapat. Tentu hal ini tidak mengherankan bilamana dalam tradisi NU telah terbiasa dengan istilah beda pendapat tapi tetap menjaga tali silaturahim.

Mengenal Sosok KH. M. Hasyim Asy'ari
Meriahkan Puncak Harlah NU, Nahdlatut Turots Gelar Pameran Naskah di Mertajasah