
Doa adalah senjata muslim. Doa merupakan komunikasi vertikal antara Allah dan hamba-Nya. Betapa pentingnya fungsi doa, sehingga beberapa ulama mencoba menghimpun kumpulan doa yang bersumber dari Nabi maupun para ulama agar dapat diamalkan oleh umat.
Di antara kitab yang berisikan tentang doa adalah Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi Al-Dimasyqi, kitab Al-Du’a karya Imam Thabrani. Bahkan ada pula kitab Kanzun Najah was Surur fil Ad’iyyah al-Ma’tsurah allati Tasyrahush Shudur karya Abdul Hamid bin Muhammad al-Makki asy-Syafi’i atau dikenal sebagai Syekh Abdul Hamid Kudus.
Syekh Abdul Hamid Kudus lahir tahun 1277 H. Masa kecilnya banyak belajar di Masjidil Haram, termasuk kepada ayahnya sendiri, Syekh Muhammad ‘Ali Kudus (w. 1293). Selain itu juga berguru kepada Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Sayyid Bakri Syatha’, Sayyid Sulaiman al-Ahdal, dan lain-lain
Syekh Abdul Hamid dikenal sebagai pengajar di Masjidil Haram, seorang ahli fikih, ushul, sastrawan sekaligus penyair. Meski demikian, dalam fikih, beliau bermazhab Syafi’i dan memiliki darah Hadramaut serta penisbatannya kepada beberapa tempat. Pertama al-Makki atau Makkah, tempat di mana ia lahir dan tumbuh. Kedua Kudus dan Indonesia, tempat di mana Syekh Abdul Hamid hijrah. (Syekh Abdul Hamid, Kanzun Najah, [Beirut: Darul Hawi, 2009], hal. 13).
Doa dan Amalan di Bulan Muharram
Syekh Abdul Hamid memulai amalan-amalan dan doa bulan Muharram. Beliau menulis:
والدعاء في المحرم مأثور، وخيره موفور، ومما وجدته منه: أنه يقرأ أولاً قبل الدعاءين الآتيين: آية الكرسي ثلاث مئة وستين مرةً مع البسملة في كل مرة، وعند الفراغ من جميع ذلك يقول :
Artinya: Doa di bulan Muharram adalah ma’tsur (bersumber dari Nabi, sahabat dan ulama) dan kebaikan doanya melimpah. Salah satu yang saya dapati adalah membaca terlebih dahulu ayat kursi sebanyak 360 kali (sebelum dua doa yang akan disebutkan) dengan mengucap bismillah di setiap kali membacanya.
Setelah menyelesaikan semua itu, mengucapkan doa:
الله يَا مُحَوّلَ الْأَحْوَالِ؛ حَوَّلْ حَالِي إِلَى أَحْسَنِ الْأَحْوَالِ ، بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ يَا عَزِيزُ يَا مُتَعَالٍ، وَصَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .
Artinya:
Wahai Dzat Yang mengubah keadaan-keadaan, ubahlah keadaanku kepada keadaan yang paling baik, dengan daya dan kekuatan-Mu wahai Yang Maha Mulia lagi Maha Luhur. Dan semoga Allah senantiasa bersalawat dan bersalam atas junjungan kita Nabi Muhammad dan atas keluarga dan sahabat beliau. (Syekh ‘Abdul Hamid, Kanzun Najah was Surur, hal. 67).
Dengan demikian, amalan dan doa yang ditulis oleh Syekh Abdul Hamid Kudus dalam kitab Kanzun Najah was Surur sangat direkomendasikan untuk dibaca, khususnya di Tanah Air ketika memasuki bulan-bulan mulia seperti bulan Muharram.